Senin, 15 Desember 2008

POTENSI ANDESIT DAN BASALT DI KECAMATAN PASIRIAN, CANDIPURO, PRONOJIWO DAN TEMPURSARI KABUPATEN LUMAJANG SEBAGAI MATERIAL KONTRUKSI

Bahan galian andesit dan basalt merupakan jenis batuan beku yang membeku diatas permukaan sehingga bertekstur halus, hasil pembekuan magma yang bersifat intermediet sampai basa. Secara petrografis batuan ini bertekstur porfiritik afanitik dengan komposisi mineral utama pada umumnya jenis plagioklas, mineral mafik seperti piroksen dan amfibol sedang mineral tambahan biasanya adalah apatit dan zircon

Singkapan andesit dan basalt di daerah penelitian umumnya memperlihatkan warna abu-abu terang sampai gelap, umumnya masif dan sangat keras, di beberapa tempat telah lapuk. Andesit yang mengalami pelapukan umumnya memperlihatkan warna coklat. Beberapa batuan andesit telah mengalami ubahan hidrotermal sehingga nampak warna kehijauan karena mineral-mineral plagioklas sebagai penyusun utama batuan ini terubah menjadi klorit, epidot dan menjadi mineral lempung. Teksturnya halus yaitu cenderung fanerik halus (< 1mm) sampai afanitik, sering dijumpai berstruktur shetting joint dan columnar joint. Sedangkan bahan galian basalt sering nampak struktur amygdaloidal yang terisi oleh larutan-larutan hidrotermal.

Berdasarkan sumber “Laporan Penelitian Sumberdaya Geologi Bahan Galian Logam dan Bahan Galian Industri di Kecamatan Pasirian, Candipuro, Pronojiwo dan Tempursari Kabupaten Lumajang”, tahun 2001. Diketahui bahwa cadangan bahan galian andesit dan basalt berkisar 8.766.456 m3.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium; kenampakan petrografis umumnya disusun oleh mineral-mineral yang relatif resisten, teksturnya halus porfiritik - vitroverik, di beberapa tempat dijumpai mineral ubahan, tingkat kelapukan hampir tidak nampak, mikrofracturing yaitu bidang-bidang diskontinu (retakan) kecil.
Hasil dari pemeriksaan sifat fisik (Basic Properties), menunjukan parameter-parameter yang mendukung sebagai bahan galian industri untuk kepentingan bahan bangunan; diantaranya : kadar airnya yang relatif kecil, porositasnya yang kecil - sedang, tingkat serapan umumnya kurang 3 % (memenuhi standar PUBI pasal 25). Sedangkan dari berat jenisnya (berkisar 2,67 gr/cm3 – 2,71 gr/cm3), bahan galian ini termasuk golongan agregat normal, dapat dimanfaatkan sebagai agregat campuran beton normal.
Pemeriksaan kuat tekan bebas, memiliki tingkat kekuatan berkisar 600 kg/cm2 – 1080 kg/cm2; berdasarkan Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) pasal 25.2, bahan galian dengan nilai kekuatan tekan tersebut dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan ringan/beton kelas I sampai bangunan sedang/beton kelas II.
Hasil pemeriksaan tingkat kekekalan agregat terhadap pelapukan dengan larutan Natrium Sulfat, diperoleh prosentase fraksi yang hancur/hilang berkisar 5,88% - 11,88%, namun agregat yang tersisa tidak banyak retakan dan cacat fisik. Sesuai Persyaratan Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI, pasal 11.2.5), pasir untuk campuran beton atau bahan bangunan yang lain sifat kekekalan terhadap larutan Natrium Sulfat tidak lebih dari 12%, sehingga dapat dikatakan kualitas bahan galian ini terhadap kekekalan pelapukan termasuk golongan baik.
Hasil pemeriksaan tingkat keausan batuan terhadap gesekan, diperoleh nilai keausan berkisar 21,84% - 48%; berdasarkan Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) pasal 25.2, bahan galian dengan nilai tersebut dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan ringan/beton kelas I sampai bahan konstruksi bangunan berat/beton kelas III.
Selain itu berdasarkan hasil nilai analisis laboratorium bahan galian ini memenuhi standar baku SII.0378-80, untuk tonggak dan batu tepi jalan, penutup lantai atau trotoar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya bahan galian andesit dan basalt didaerah telitian memenuhi standart baku untuk material konstruksi bangunan.